someone like you

10 Mei 2012

Mentok

Gue inget alur cerita dari sepotong cerpen yang pernah gue baca di perpus waktu SMA dulu. Pengarangnya lupa siapa hehehe....ceritanya tentang seorang perempuan yang enggak punya mulut. Seperti itu deh kira-kira keadaan gue sekarang. Buat gue menulis itu ibarat obat yang harus rutin gue konsumsi supaya pikiran tetep bisa berpijak di relnya. Saat nulis gue ngerasa jadi orang paling jujur. Gue tulis hal-hal yang ingin gue tulis, altough menurut beberapa orang tulisan gue terlalu "mengekspose" hal-hal yang seharusnya "KITA" keep untuk kita sendiri aja. Saat gue rasa teralu banyak hal-hal yang harus kita"keep" disini *menurut batasan umum* (enggak tahu kenapa batasan umum dan batasan gue selalu berbeda) gue kehilangan point yang mau gue tulis. Rasanya tahu ga?? Analogi yang paling tepat ya seperti perempuan yang enggak punya mulut di cerpen itu. Gue sakit (mungkin iya) dan gue enggak bisa dapetin obatnya. Tapi kadang-kadang gue juga takut. Gue ragu buat nulis, karena gue takut suatu saat nanti gue akan menyesal atas hal-hal apa saja yang udah gue tulis. Gue takut gue bakalan ketakutan buat ngebaca tulisan gue sendiri. Gue takut karena pernah gue tulis gue malah enggak bisa lupa sama hal-hal yang mungkin lebih baik kalo gue lupain aja. Gue takut terlalu berlebihan menyampaikan emosi gue di tulisan. Walaupun kenyataannya emosi itu yang gue rasain saat gue nulis. Tapi emosi kan seperti ombak di pantai, yang terkadang tenang dan kadang tak terkendali. Lama banget kan gue ga posting satupun tulisan di blog? Gue lagi banyak berfikir dan "menulis" dalam ingatan tentang hal-hal apa aja yang mungkin akan jadi baik buat kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar