someone like you

4 Jul 2011

Re-posting dari facebook

Mari kubawa lagi ke masa laluku. Aku selalu bilang  “Ada cara lain memandang kenangan buruk, dengan sudut pandang paling mudah yakni melupakan”. Sayang aku masih sulit menghilangkan kenangan itu. Ketika kali pertama menemukan dia berbohong, seharian lututku lemas. Rasa penasaran memuncak
Barangkali aku bisa menemukan jawaban dari semua keanehan. Kuamati foto Gina dari facebook. Kuteliti foto-foto itu, seolah kue tart yang tidak membuat selera. Rasa mual kutahan sambil terus memeriksa setiap gambarnya.

Aku mulai membanding-bandingkan. Dia, aku. Benar dia cantik dan menarik. Tapi belum tentu juga Fajar masih memendam rasa cintanya pada perempuan ini. Pikiran baik mulai memengaruhiku. Fajar meyakinkanku akan berkata jujur tentang semua perasaannya. Ah penipu! Padahal Aku jelas-jelas membaca SMS di inboxnya “yang sabar ya Sayang”. What????SAYANG ada yang selalu memanggil dia sayang selain aku. Fajar bilang “Sekarang aku dan Gina sudah putus”. Aku tanggapi dingin saja pernyataannya. Rasa mual dan perih langsung menyeruak begitu saja saat itu. Aku merasa begitu terhina saat dibohonginya. Namun aku tidak ingin terlihat bodoh di mata Fajar, apalagi dibakar cemburu yang tidak jelas sebelum semuanya bisa aku buktikan. Kucari Gina septiani di facebook. Hanya keluar data-data standar. Tak ada cerita pribadi. Sungguh aku ingin mencari tahu segala sesuatu tentang Gina.

Apakah ada yang mengerti dashyatnya cinta? Ketika akhirnya manusia entah sengaja buta, atau pura-pura buta, bahwa orang yang dicintai sebenarnya milik orang lain. Mengapa tiba-tiba aku mati rasa soal ini, padahal dulu memang aku sendiri yang merebut fajar dari Gina! Mengapa aku sanggup terus berada di samping Fajar dan menikmati kebersamaan dengannya?

Akhirnya Tuhan menunjukkan padaku rasa memiliki yang bercampur dengan rasa Cemburu dan bersalah seperti Ini. Mungkin ini yang Gina rasakan waktu dia terpaksa melepaskan Fajar. Brrr, aku menggigil,…… mengingat namanya saja seperti ada yang menyodok lambungku. Sungguh, membuatku mual.

Untuk pertama kalinya aku segelisah ini. Tuhan apa ini biang dari kegelisahanku? Kuraba layar monitor yang menampakkan foto itu. entah kenapa ingin rasanya mencabik-cabik potret itu dengan pisau dapur Karena perempuan ini adalah penyebab kegelisahan itu… Ahhh... aku benci didera kemarahan-kemarahan abstrak. Sisi gelap bulan memang lebih sulit dilihat, lalu fakta apa yang ingin kuketahui dalam keadaan segelap itu? Hatiku dibakar cemburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar