someone like you

7 Apr 2011

Bahagia...

Jarak kami hanya sepuluh senti. Nafasnya yang hangat menyapu wajahku berkali-kali. Ada sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Entah mengapa, malam ini semua terasa berbeda. Setiap kata, setiap senyuman, setiap tatapan menjadi begitu bercerita. Bahkan, aku bisa merasakan gairah pada sorot matanya yang lembut. Pesonanya tetap tak dapat tersamarkan meski malam menjadi semakin pekat.

“Aku sangat merindukan kamu. Lama sekali kita tidak bertemu.” Suaranya bergetar di daun telingaku, derap jantungku tambah melonjak. Aku menutup mata saat jemarinya membelai lembut pipiku yang telah semerah tomat, kemudian ia menciumiku dengan gairah. Sensasi itu semakin merajai, membuat sekujur tubuhku merinding. Sedetik setelah ia melepaskan ciuman, kami saling memandang dengan nafas yang sama-sama tersengal. Inikah yang namanya terbakar gairah?

Kutatap wajahnya lekat, kemudian dengan tangan yang gemetar dan suara yang parau, kubelai lembut pipi kanannya, sambil berkata, “Aku juga, Sangat merindukan kamu. Jadi apa yang akan kita lakukan?” Mendengar pertanyaanku, dalam sekejap dahinya berkerut. Reaksinya membuatku sadar. Bodoh, bego, stupid. Rasanya aku ingin bersembunyi dalam lemarinya. "Apa yang akan kita lakukan lakukan?' Damn! Pertanyaan sok lugu macam apa yang barusan aku lontarkan?

“Maksudnya, kamu tanya apa yang akan kita lakukan?” Dia kebingungan mencari kata-kata yang tepat untuk memberi penjelasan pada pertanyaan bodohku, kerutan di dahinya makin banyak. Ya ampun,..........

“Em... Em.... Ya, melakukan seperti yang seperti biasanya.” Jawabnya tak kalah lugu sembari menggaruk-garuk kepala. dan tersenyum.

Dan seperti sudah dikomandokan, empat detik kemudian, tawa kami meledak serempak. Tawa yang dalam sekejab menghamburkan hasrat yang hampir mendidih.

“Dasar................” Dia memeletkan lidah. “It’s your first time?”

"Hahahaha......." Diai tertawa lagi. Ia mengecupi keningku bertubi-tubi, kemudian membekap kepalaku di dadanya.

Tidak terjadi apa-apa malam ini. Kami hanya saling memandang, tertawa, lalu bersenyawa dalam pelukan. Tapi, entah mengapa, meski malam ini kami hanya Bergulungan dalam pelukan kasih sayang, namun aku merasa bahagia.

Sangat bahagia

1 komentar:

  1. thanks for comming. are you understand my language??hehehe..... owkay i'll visit your blog :)

    BalasHapus