someone like you

5 Okt 2011

Cerpen kolaborasi



stuck.....lama kami terdiam, tenggelam dalam pikiran kami masing-masing. Aku mengerti apa yang Febi rasakan saat itu, tapi aku bisa apa? Dia bercerita seolah-olah bisa memasrahkan nasibnya kepadaku. Padahal aku sendiri sudah mulai pasrah. Begitu banyak yang terjadi dalam kehidupan kami, ya... aku dan febi. sehingga kami tampak seperti dua orang buta yang berjalan bergandengan mencari sebuah tujuan. Tapi mungkin febi masih punya secercah harapan, karena itu dia masih bisa "memaksa". dan itulah yang membedakannya.

Apa sebetulnya yang febi harapkan? Aku mulai bertanya pada diri sendiri. Ah....... Tentu saja itu pertanyaan bodoh karena jawaban Febi sudah pasti berbeda dengan jawabanku. Sebab kami pada dasarnya memang berbeda, ditambah lagi sekarang masing-masing sedang berada dalam suasana batin yang berbeda.
mata febi mengandung mendung dan aku diam-diam berharap bahwa mendung itu tidak akan berubah menjadi tetesan-tetesan air yang jatuh di pipi dan hidungnya yang bangir. Saat itu beribu pertanyaan bagaimana, kenapa, dan apa banyak sekali melintas ruang pikiran kami yang kosong. tapi aku tidak ingin membebani febi dengan ribuan pertanyaan itu yang aku yakin dia pun tidak mengerti apa jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar